Berdasarkan undang undang mengenai pangan (UU 18 tahun 2012) bahan
tambahan pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan yang berfungsi
untuk mempengaruhi sifat dan/ atau bentuk pangan. Terdapat 27 bahan tambahan
pangan yang dapat digunakan dan diatur dalam Permenkes nomor 33 tahun 2012.
Beberapa BTP yang sering digunakan adalah pemanis, pengawet, pengemulsi,
perisa, pewarna, dan penstabil.
1. Pemanis
Pemanis merupakan bahan tambahan pangan
yang ditambahkan ke dalam makanan untuk memberikan tambahan rasa manis. BTP
pemanis di Indonesia penggunaannya diatur pada PerKaBPOM (peraturan
kepala badan pengawas obat dan makanan) nomor 4 tahun 2014. BTP pemanis dibagi
menjadi 2 yaitu pemanis buatan dan pemanis alami.
1.1 Pemanis alami
Pemanis alami merupakan pemanis yang dapat
ditemukan di alam dan diambil melalui proses ekstraksi. Beberapa contoh pemanis
alami antara lain sorbitol, mannitol, isomaltitol, glikosida
steviol, maltitol, laktitol, silitol, dan eritritol.
Berdasarkan PerKaBPOM pemanis, kebanyakan
pemanis alami dapat digunakan sebagai BTP dengan batas maksimum CPPB (cara
produksi pangan yang baik). Hanya Glikosida steviol saja yang memiliki batas
maksimum yang telah ditetapkan.
1.2 Pemanis buatan
Pemanis buatan merupakan pemanis yang tidak
terdapat secara alami di alam dan dibuat melalui proses kimiawi. Beberapa
contoh pemanis buatan antara lain asesulfam-K, aspartam, siklamat, sakarin,
sukralosa, dan neotam.
Berdasarkan PerKaBPOM pemanis, seluruh
pemanis buatan memiliki batas maksimum yang telah ditentukan oleh BPOM. Batas
maksimum tiap pemanis buatan berbeda-beda tergantung dari jenis bahan pangan
yang ditambahkan BTP.
2. Pengawet
Pengawet merupakan bahan tambahan pangan
yang digunakan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas yang disebabkan
karena pembusukan atau aktivitas mikrobiologis. Jenis BTP pengawet yang
diperbolehkan untuk digunakan diatur pada PerKaBPOM nomor 36 tahun 2013.
Beberapa BTP pengawet yang diperbolehkan antara lain Asam sorbat, Asam
benzoate, Sulfit, Nisin, Nitrit, Nitrat, dan Asam propionat
Seluruh jenis pengawet tersebut memiliki
batas maksimum yang boleh ditambahkan dalam makanan yang telah ditetapkan oleh
BPOM. Batas maksimum dari BTP pengawet berbeda-beda tergantung dari jenis
makanan yang akan ditambahkan BTP.
3. Pengemulsi
Pengemulsi merupakan bahan tambahan pangan
untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau lebih fase yang
tidak tercampur seperti minyak dan air. Penggunaan BTP pengemulsi diatur pada
PerKaBPOM nomor 20 tahun 2013. Beberapa contoh BTP pengemulsi yang
diperbolehkan digunakan di Indonesia antara lain kalsium karbonat, lesitin,
natrium laktat, kalsium laktat, dan natrium dihidrogen sitrat.
4. Perisa
Persia adalah suatu konsentrat yang jika
ditambahkan ke bahan pangan akan memberikan rasa tambahan dengan pengecualian
rasa manis, asin, dan asam. BTP perisa diatur pada PerKaBPOM nomor 22 tahun
2016. BTP Perisa dapat dikelompokokan berdasarkan sumber dan proses
pembuatannya yaitu perisa alami, perisa identik alami, dan perisa
buatan/artifisial.
4.1 Perisa alami
Perisa alami merupakan perisa yang
didapatkan melalui tumbuhan ataupun hewan yang didapatkan melalui proses fisik,
mikrobiologis, atau enzimatis.
Contoh oleoresin, minyak atsiri, kurkumin.
4.2 Perisa identik alami
Perisa identik alami merupakan perisa yang
didapatkan secara kimiawi baik disintesis atau diisolasi dari bahan baku alami,
dan memiliki komponen penyusun yang mirip dengan perisa alami.
Contoh MSG, gula, garam.
4.3 Perisa artifisial
Perisa artifisial merupakan perisa yang
terbuat dari campuran senyawa kimia yang tidak dapat diambil dari bahan baku
alami. Contoh butil cinamaldehid (rasa mirip bunga), butil butirat (pir dan
nanas), dan campuran asam amino (rasa daging).
5. Pewarna
Pewarna adalah BTP yang berfungsi untuk
memberi atau memperbaiki warna pada bahan pangan setelah ditambahkan. BTP
pewarna diatur pada PerKaBPOM nomor 37 tahun 2013. BTP pewarna dibagi menjadi 2
yaitu pewarna alami dan sintetik.
5.1 Pewarna alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dibuat
melalui proses ekstraksi, isolasi, dari tumbuhan, hewan, yang berasal dari
alam. Contoh, kurkumin, riboflavin, beta karoten, klorofil, antosianin,
karotenoid.
5.2 pewarna sintetik
Pewarna Sintetis adalah pewarna yang
diperoleh dari pembentukan secara kimiawi. Contoh tartazine, kuning FCF, hijau
FCF, biru berlian FCF, eritrosin.
6. Penstabil
Penstabil adalah bahan tambahan pangan
yang digunakan untuk membantu dan menstabilkan emulsi. BTP penstabil diatur
pada PerKaBPOM nomor 24 tahun 2013. Beberapa contoh penstabil yang sering
digunakan adalah kalsium karbonatm, kalsium asetat, asam fumarat, Lesitin,.
natrium laktat, dan kalsium laktat.
Sekian dulu untuk post hari ini
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar